Sinergi dengan keunggulan Universitas Pembangunan Jaya di bidang urban lifestyle dan urban development yang dijabarkan menjadi 5 rumpun urban, serta dengan mengacu kepada Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2015 – 2045, maka Universitas Pembangunan Jaya menetapkan 6 bidang unggulan riset yaitu (1) Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi, (2) Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan, (3) Teknologi Informasi dan Komunikasi, (4) Material Maju, (5) Manajemen Penanggulangan Kebencanaan Lingkungan, (6) Sosial Humaniora, Seni Budaya dan Pendidikan.
1. Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi
Pertumbuhan ekonomi dunia yang pesat tidak dapat dipungkiri merupakan dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Ekonomi global yang bertumbuh ini dicirikan oleh persaingan ketat untuk menciptakan inovasi produk atau pelayanan. Sebagai konsekuensi pertumbuhan ekonomi tersebut maka aktivitas perdagangan dan transaksi harus ditunjang oleh peran infrastruktur transportasi yang handal terlebih di wilayah perkotaan (urban). Selain itu perkembangan di bidang TIK menuntut penerapan teknologi transportasi modern dan canggih dalam upaya penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang lebih efektif. Penggunaan material baru yang ringan, penyempurnaan sistem propulsi yang hemat bahan bakar, pengendalian pencemaran udara dari gas buang dan desain produk yang lebih ergonomis dan manusiawi juga merupakan aspek yang perlu dikembangkan dalam peningkatan teknologi dan manajemen transportasi. Lebih lanjut, penyelesaian masalah transportasi perlu mempertimbangkan aspek kemanusiaan dan keadilan, antara lain menyangkut kualitas layanan yang disediakan, kesetaraan aksesibilitas, baik yang terkait dengan strata sosial, wilayah, jender dan lain-lain seperti ibu-ibu hamil, para lanjut usia, dan kaum difabel.
2. Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan
Isu pokok di Bidang Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan terfokus pada tingginya subsidi beberapa jenis bahan bakar minyak dan listrik untuk memenuhi tuntutan kebutuhan di lingkungan perkotaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan perkotaan masih tergantung pada kesediaan bahan bakar minyak dan listrik secara kontinu. Padahal dalam banyak hal masih dijumpai kendala dalam penyediaan keduanya. Dalam hal penyediaan energi listrik, masih terdapat banyak persoalan, di antaranya adalah biaya pokok produksi listrik yang lebih tinggi dari pada harga jual listrik, ketidakpastian pasokan sumber energi primer, terutama pasokan gas alam, masih banyak pembangkit berbahan bakar BBM sebagai sumber energi primer, serta kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menyulitkan proses transmisi dan distribusi energi listrik. Pembangunan pembangkit listrik juga masih menemui banyak kendala non-teknis, seperti proses perizinan, kesulitan pembiayaan dan pembebasan lahan. 16 Untuk pengembangan pembangkit listrik dari sumber-sumber energi skala kecil masih menghadapi kendala keekonomian karena belum diproduksi massal secara nasional, kandungan lokalnya masih minim, serta umumnya hanya dapat menghasilkan listrik dalam skala kecil. Di pihak lain, perlu dikembangkan sistem jaringan listrik cerdas (smart grid) yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan dari berbagai sumber EBT yang bervariasi, sekaligus mampu mengendalikan pola pemakaian yang efisien di sisi hilirnya melalui integrasi sistem teknologi informatika yang telah maju saat ini. Teknologi ini dapat mendukung sistem kelistrikan di perkotaan atau urban.
3. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Gaya hidup urban (urban lifestyle) tidak dapat terlepas dari perkembangan dan kemajuan pesat sektor TIK dalam dua dekade terakhir yang mampu meningkatkan kinerja dengan cepat, tepat dan akurat. Berbagai peluang pengembangan kegiatan baru berbasis pada teknologi ini, seperti e-government, e-commerce, e-education, dan sebagainya. Implementasi TIK di negara industri maju telah ditempatkan sebagai penggerak utama dalam pembangunan perekonomian di kawasan perkotaan (urban). Sebagai gaya hidup urban (urban lifestyle), maka perkembangan telekomunikasi di Indonesia telah memasuki babak baru dengan semakin pesatnya perkembangan industri teknologi informasi. Pertumbuhan pengguna layanan telekomunikasi dan pelanggan telepon khususnya untuk telepon bergerak juga semakin tinggi dengan semakin banyaknya aplikasi yang melekat pada perangkat telekomunikasi. Disadari bersama bahwa peran industri telekomunikasi dalam kehidupan perkotaan sangat penting.
4. Material Maju
Material Maju adalah material yang mempunyai sifat unggul tertentu baik dalam sifat fisik, kimiawi dan mekanik, disesuaikan dengan kebutuhan industri. Sifat-sifat unggul tersebut antara lain ringan, kuat, tahan korosi, tahan panas, mempunyai peran untuk menghantarkan arus listrik, dan sebagainya. Lingkungan perkotaan sangat membutuhkan riset di bidang ketersediaan material maju untuk mendukung kemajuan industri. Di samping itu gaya hidup perkotaan (urban lifestyle) juga terpengaruh oleh adanya material maju.
5. Manajemen Penanggulangan Kebencanaan Lingkungan
Ditinjau dari faktor geografis, geologis, klimatologis, dan demografis, wilayah Indonesia merupakan kawasan rawan risiko bencana, seperti bencana gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan sebagainya. Kondisi tersebut juga merupakan masalah bagi daerah perkotaan. Untuk meminimalkan resiko dampak bencana terhadap pengembangan daerah urban, maka diperlukan upaya penanggulangan bencana dengan memanfaatkan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kesiapan iptek mutlak diperlukan guna pencegahan dan kesiapsiagaan maupun pada saat pasca-bencana. Kegiatan riset yang dinilai penting untuk pengurangan risiko bencana mencakup beberapa hal, baik dalam level penyediaan produk teknologi maupun peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana. Di luar itu, aneka produk sistem peringatan dini yang dirancang dengan pendekatan multidisiplin diperlukan untuk menanggapi tindak darurat terpadu. 17 Yang tidak kalah penting dalam menjawab persoalan kebencanaan ini adalah pelibatan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana perlu ditingkatkan, baik melalui peningkatan kapasitas teknologi berbasis kearifan lokal maupun membangun kapasitas sosial budaya masyarakat menuju masyarakat tangguh bencana.
6. Sosial Humaniora, Seni Budaya dan Pendidikan
Pembangunan iptek tidak dapat dipisahkan dari masalah social humaniora, seni budaya dan pendidikan. Oleh karena itu dalam pembangunan iptek juga perlu menempatkan pertimbangan keberlanjutan kekayaan dan keragaman sumberdaya alam dan sumber manusia serta masyarakat Indonesia sebagai dasar pencapaian visinya. Dengan pola pikir ini, pendidikan berkarakter kebangsaan perlu dikembangkan dalam kerangka menguatkan budaya masyarakat dan meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa. Dasar inilah yang mendorong pembangunan iptek dan ekonomi sebagai inovasi inklusif untuk pembangunan nasional, yang juga meliputi aspek pembangunan kebudayaan